Contoh Wacana MEMBUAT PARAFRASA LISAN DALAM KONTEKS BEKERJA
Wacana
Pemijahan Ikan Mas Koki Ala Tulungagung
Masih Menekankan Kuantitas daripada Kualitas Siapa pun orangnya pasti sudah tidak asing lagi dengan jenis ikan ini. Mas Koki adalah salah satu ikan hias paling populer sejak dulu. Selain perawatannya mudah, ikan ini juga lebih mudah untuk dipijahkan, asalkan proses pemijahannya benar. Salah satu sentra budi daya ikan hias adalah Kota Tulungagung. Dari kota marmer ini, ribuan mas koki bahkan diekspor ke luar negeri.
Tahap pertama yang paling penting dalam proses pemijahan ikan mas koki adalah pemilihan induk. Jika kita ingin menghasilkan anakan mas koki yang baik, kualitas induk harus benar-benar diperhatikan. Pertamatama, kita harus bisa membedakan mana ikan jantan dan mana ikan betina. Menurut Sayuti, salah satu peternak ikan mas koki dari Tulungagung, untuk mengetahui ciri-ciri jantan atau betina, cukup melihat sirip bawah bagian depan. Jika mas koki jantan, sirip tersebut akan bertekstur kasar, panjang, bagian tepinya ada gerigi kecil-kecil, dan bentuk tubuhnya langsing. Jika betina, sirip tersebut akan bertekstur halus, pendek, dan bagian tepinya rata serta memiliki bentuk tubuh yang lebih besar daripada mas koki jantan.
Induk yang baik hendaknya dipilihkan dari ikan mas koki yang berumur minimal 6 bulan ( kira-kira sebesar kepalan tangan orang dewasa ) dan maksimal 10 bulan karena pada umur itu telur maupun sperma dari induk dianggap sudah matang dan ikan ini mulai menunjukkan birahinya. Selain hal tersebut di atas, indukan berkualitas harus memenuhi berbagai kriteria lainnya lagi, seperti sisik harus gena, gerak harus lincah, sirip yang sempurna (tidak robek atau kusut), bebas dari penyakit, dan yang paling penting, ikan tersebut harus dipilih yang benar-benar siap kawin.
Ciri ikan mas koki betina siap kawin biasanya akan terlihat pada usia sekitar 6 bulan. Perut mas koki betina akan membesar dan terkesan lunak jika disentuh. Selain itu, biasanya ikan mas koki betina yang siap kawin akan selalu berenang di tepi kolam mencari tempat untuk meletakkan telurnya. Jika ikan mas koki betina sudah menunjukkan ciri-ciri tersebut, segeralah carikan induk jantan yang berkualitas untuk dikawinkan.
Setelah ditentukan induk yang baik, langkah selanjutnya adalah menyiapkan tempat untuk mengawinkan. Tempat yang ideal untuk mengawinkan ikan mas koki adalah bak air atau kolam berukuran 1 x 4 meter persegi dan diisi air sedalam 30 cm. Kemudian, kolam diberi ganggang air untuk tempat maskoki menempelkan telur, atau kalau tidak ada ganggang air, bisa disiasati dengan memberi kain kasa atau kelambu. Setelah semua persyaratan tersebut terpenuhi, calon induk bisa segera ditempatkan dalam kolam pengawinan tersebut. Dalam waktu kurang dari 24 jam atau setelah
tampak telur yang menempel pada gagang/kain kasa, indukan mas koki bisa dipindahkan ke kolam lainnya.
Agar tetasan yang dihasilkan baik, pakan untuk induk saat pengawinan juga harus diperhatikan. “ Supaya anakan yang dihasilkan bisa berkualitas baik, induk harus diberi pakan jentik-jentik nyamuk. Kalau tidak ada, bisa digantikan dengan cacing darah. Tapi sangat disarankan pemberian pakan
jentik-jentik nyamuk,” jelas Sayuti. Hasil anakan yang baik bisa diketahui dari telurnya. Menurut Sayuti, telur ikan mas koki yang baik berwarna putih kecokelatan dan berbentuk butiran kecil-kecil.
Telur ikan mas koki menetas dalam jangka waktu kurang lebih 3 hari. Pada saat itu diusahakan agar kolam tidak terkena sinar matahari langsung. Caranya kolam ditutupi bagian atasnya karena anakan ikan mas koki sangat rentan terhadap perubahan suhu yang drastis. Anakan yang berumur 2 hari sebaiknya diberi makanan kutu air sampai berumur 9 hari. Setelah itu, anakan bisa diberikan pakan berupa cacing darah yang kecil-kecil. Setelah berumur 12 hari, anakan ikan mas koki sudah bisa dipasarkan.
Pemasaran ikan mas koki tidaklah sesulit yang dibayangkan karena pada dasarnya penggemar jenis ikan ini masih cukup banyak. Menurut Sayuti, anakan ikan mas koki sebesar batang korek api dengan panjang 1 cm (umur kurang dari 2 minggu) bisa laku sampai Rp 40,00-/Rp 50,00- per ekor, sedangkan satu pasang induk yang baik rata-rata bisa menetaskan sampai 5.000 ekor sekali tetas. Setelah 18-20 hari berikutnya, induk sudah bisa dikawinkan lagi, sampai berumur 10 bulan. Jika dihitung-hitung, sepasang induk mas koki selama waktu produktif 4 bulan (antara 6 bulan sampai 10 bulan) bisa menghasilkan 30.000 ekor anakan. Dapat dihitung berapa keuntungan yang
diperoleh dari budi daya ikan ini.
Menurut Hariyanto atau dikenal Ari, penghobi mas koki di Jakarta, sayangnya petani Tulungagung masih kurang memerhatikan kualitas ikan yang dihasilkannya. “Mereka masih menekankan kuantitas, dan tidak memerhatikan penanganan saat panen. Akibatnya, koki dari Tulungagung kualitas dan harga jualnya tidak bisa tinggi. Dan penghobi-penghobi di Jakarta masih menyukai koki impor. Padahal harga koki impor jauh lebih mahal dibandingkan koki lokal.”
(Sumber : Majalah Ikan+Mancing, Januari 2003)
Wacana
Pemijahan Ikan Mas Koki Ala Tulungagung
Masih Menekankan Kuantitas daripada Kualitas Siapa pun orangnya pasti sudah tidak asing lagi dengan jenis ikan ini. Mas Koki adalah salah satu ikan hias paling populer sejak dulu. Selain perawatannya mudah, ikan ini juga lebih mudah untuk dipijahkan, asalkan proses pemijahannya benar. Salah satu sentra budi daya ikan hias adalah Kota Tulungagung. Dari kota marmer ini, ribuan mas koki bahkan diekspor ke luar negeri.
Tahap pertama yang paling penting dalam proses pemijahan ikan mas koki adalah pemilihan induk. Jika kita ingin menghasilkan anakan mas koki yang baik, kualitas induk harus benar-benar diperhatikan. Pertamatama, kita harus bisa membedakan mana ikan jantan dan mana ikan betina. Menurut Sayuti, salah satu peternak ikan mas koki dari Tulungagung, untuk mengetahui ciri-ciri jantan atau betina, cukup melihat sirip bawah bagian depan. Jika mas koki jantan, sirip tersebut akan bertekstur kasar, panjang, bagian tepinya ada gerigi kecil-kecil, dan bentuk tubuhnya langsing. Jika betina, sirip tersebut akan bertekstur halus, pendek, dan bagian tepinya rata serta memiliki bentuk tubuh yang lebih besar daripada mas koki jantan.
Induk yang baik hendaknya dipilihkan dari ikan mas koki yang berumur minimal 6 bulan ( kira-kira sebesar kepalan tangan orang dewasa ) dan maksimal 10 bulan karena pada umur itu telur maupun sperma dari induk dianggap sudah matang dan ikan ini mulai menunjukkan birahinya. Selain hal tersebut di atas, indukan berkualitas harus memenuhi berbagai kriteria lainnya lagi, seperti sisik harus gena, gerak harus lincah, sirip yang sempurna (tidak robek atau kusut), bebas dari penyakit, dan yang paling penting, ikan tersebut harus dipilih yang benar-benar siap kawin.
Ciri ikan mas koki betina siap kawin biasanya akan terlihat pada usia sekitar 6 bulan. Perut mas koki betina akan membesar dan terkesan lunak jika disentuh. Selain itu, biasanya ikan mas koki betina yang siap kawin akan selalu berenang di tepi kolam mencari tempat untuk meletakkan telurnya. Jika ikan mas koki betina sudah menunjukkan ciri-ciri tersebut, segeralah carikan induk jantan yang berkualitas untuk dikawinkan.
Setelah ditentukan induk yang baik, langkah selanjutnya adalah menyiapkan tempat untuk mengawinkan. Tempat yang ideal untuk mengawinkan ikan mas koki adalah bak air atau kolam berukuran 1 x 4 meter persegi dan diisi air sedalam 30 cm. Kemudian, kolam diberi ganggang air untuk tempat maskoki menempelkan telur, atau kalau tidak ada ganggang air, bisa disiasati dengan memberi kain kasa atau kelambu. Setelah semua persyaratan tersebut terpenuhi, calon induk bisa segera ditempatkan dalam kolam pengawinan tersebut. Dalam waktu kurang dari 24 jam atau setelah
tampak telur yang menempel pada gagang/kain kasa, indukan mas koki bisa dipindahkan ke kolam lainnya.
Agar tetasan yang dihasilkan baik, pakan untuk induk saat pengawinan juga harus diperhatikan. “ Supaya anakan yang dihasilkan bisa berkualitas baik, induk harus diberi pakan jentik-jentik nyamuk. Kalau tidak ada, bisa digantikan dengan cacing darah. Tapi sangat disarankan pemberian pakan
jentik-jentik nyamuk,” jelas Sayuti. Hasil anakan yang baik bisa diketahui dari telurnya. Menurut Sayuti, telur ikan mas koki yang baik berwarna putih kecokelatan dan berbentuk butiran kecil-kecil.
Telur ikan mas koki menetas dalam jangka waktu kurang lebih 3 hari. Pada saat itu diusahakan agar kolam tidak terkena sinar matahari langsung. Caranya kolam ditutupi bagian atasnya karena anakan ikan mas koki sangat rentan terhadap perubahan suhu yang drastis. Anakan yang berumur 2 hari sebaiknya diberi makanan kutu air sampai berumur 9 hari. Setelah itu, anakan bisa diberikan pakan berupa cacing darah yang kecil-kecil. Setelah berumur 12 hari, anakan ikan mas koki sudah bisa dipasarkan.
Pemasaran ikan mas koki tidaklah sesulit yang dibayangkan karena pada dasarnya penggemar jenis ikan ini masih cukup banyak. Menurut Sayuti, anakan ikan mas koki sebesar batang korek api dengan panjang 1 cm (umur kurang dari 2 minggu) bisa laku sampai Rp 40,00-/Rp 50,00- per ekor, sedangkan satu pasang induk yang baik rata-rata bisa menetaskan sampai 5.000 ekor sekali tetas. Setelah 18-20 hari berikutnya, induk sudah bisa dikawinkan lagi, sampai berumur 10 bulan. Jika dihitung-hitung, sepasang induk mas koki selama waktu produktif 4 bulan (antara 6 bulan sampai 10 bulan) bisa menghasilkan 30.000 ekor anakan. Dapat dihitung berapa keuntungan yang
diperoleh dari budi daya ikan ini.
Menurut Hariyanto atau dikenal Ari, penghobi mas koki di Jakarta, sayangnya petani Tulungagung masih kurang memerhatikan kualitas ikan yang dihasilkannya. “Mereka masih menekankan kuantitas, dan tidak memerhatikan penanganan saat panen. Akibatnya, koki dari Tulungagung kualitas dan harga jualnya tidak bisa tinggi. Dan penghobi-penghobi di Jakarta masih menyukai koki impor. Padahal harga koki impor jauh lebih mahal dibandingkan koki lokal.”
(Sumber : Majalah Ikan+Mancing, Januari 2003)