Pengalihan informasi Verbal menjadi Nonverbal


Informasi yang kita simak perlu ditelaah isinya berdasarkan kepentingan atau maksud yang terkandung di dalamnya. Bentuk-bentuk pengungkapan informasi baik yang verbal maupun nonverbal masing- masing selalu membutuhkan penyampaian informasi. Adakalanya suatu informasi lebih tepat disampaikan dengan penyajian verbal karena lebih memerlukan banyak penjelasan daripada bentuk visual. Namun, ada informasi yang lebih mudah dicerna karena disajikan dalam bentuk nonverbal. Tapi pada dasarnya semua itu bergantung pada kebutuhan. Proses mengubah isi informasi verbal menjadi nonverbal memang agak sulit. Namun, bila bahan simakan dapat ditelaah, hal itu bukan hal yang tidak dapat dilakukan. Itulah sebabnya, kita perlu berlatih dengan saksama. Cara pertama, simaklah isi informasi dengan penuh perhatian. Kedua, setelah disimak, cobalah perhatikan: Apa isinya, bagaimana uraiannya, dan dapatkah divisualisasikan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengalihkan atau mengubah informasi verbal ke informasi nonverbal, adalah sebagai berikut.

  1. Perhatikan dengan saksama isi informasi verbal yang ingin diubah.
  2. Perhatikan data-data berupa lambang, satuan atau angka-angka serta perbandingannya untuk menentukan bentuk visual yang efektif, apakah grafik, tabel, diagram dan yang lainnya.
  3. Catatlah hal-hal pokok atau inti dari informasi yang disimak.
  4. Buatlah bentuk nonverbal yang tepat untuk mengungkapkan informasi tersebut.
  5. Gambar, bagan, atau grafik dibuat dengan baik, benar, tepat, dan seimbang dengan isi.
  6. Tentukan warna, lambang, atau bentuk untuk menggambarkan atau membedakan data-datanya.

Perhatikan contoh perubahan informasi verbal menjadi informasi nonverbal di bawah ini!

Contoh I.
Berdasarkan penghitungan suara sementara putaran pertama pemilu Presiden 2004, Yudhoyono-Yusuf Kalla menempati urutan pertama dengan perolehan suara sebanyak 35.687.602 atau 33,60% dari total perolehan suara. Megawati-Hasyim menempati urutan kedua dengan perolehan jumlah suara sebanyak 27.910.706 atau 26,27% dari total perolehan suara. Urutan ketiga ditempati oleh Wiranto-Salahuddin dengan perolehan suara sebanyak 23.583.501 atau 22,20% dari total perolehan suara. Urutan keempat ditempati Amien Rais-Siswono dengan perolehan jumlah suara sebanyak 15.800.979 atau 14,08% dari total perolehan suara sedangkan duet Hamzah-Agum menempati urutan terakhir.
Total perolehan suara yang telah terkumpul sampai 19 Juli 2004, pukul 21.00 adalah 106.228.247 orang.

Inti dari informasi verbal di atas, adalah sebagai berikut.

  1. Informasi tentang penghitungan suara pemilu Presiden 2004.
  2. Penghitungan suara sementara putaran pertama pemilu Presiden 2004 Yudhoyono-Kalla menempati urutan pertama pemilu dengan perolehan suara sebanyak 35.687.602 atau 33,60%.
  3. Megawati-Hasyim menempati urutan kedua dengan perolehan suara 27.910.706 atau 22,20%. 
  4. Wiranto-Salahuddin berada di urutan ketiga dengan perolehan suara 23.583.501 atau 22,20%.
  5. Amien-Siswono memperoleh jumlah suara 15.800.979 atau 14,80%.
  6. Hamzah-Agum menempati urutan terakhir dengan jumlah perolehan suara 3.253.014 atau 3,06%.
  7. Total perolehan suara yang terkumpul sampai 19 Juli 2004 pukul 21.00 adalah 106.228.247 orang.

Bentuk informasi nonverbalnya berupa diagram seperti berikut.

Contoh II
Vika, siswi Kelas 1 SMK, bercita-cita menjadi animator profesional. Untuk itu, dia memilih sekolah di SMK jurusan Grafika. Selain sekolah dan magang yang telah ditetapkan sebagai program sekolah, untuk menunjang cita-citanya tersebut, dia mengikuti kursus komputer dan bahasa Inggris.
“Calon animator profesional” tersebut telah merencanakan setamat pendidikan nanti, jika kondisi sangat memungkinkan, dia akan melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Jurusan yang akan diambilnya adalah desain grafis. Jika keuangan keluarganya tidak memungkinkannya untuk kuliah, dia akan kursus desain grafis saja. Akan tetapi, jika kedua keinginannya tersebut tidak dapat terpenuhi, dia akan mengikuti balai latihan kerja (BLK) terlebih dahulu sebelum terjun ke dunia kerja. Dengan mengikuti
BLK, Vika yakin akan mudah mendapat pekerjaan karena peserta pelatihan di BLK akan disalurkan kerja sesuai dengan bidang keahliannya masing- masing. Bila ikut pelatihan di BLK pun tidak memungkinkan karena kondisi keuangan keluarganya, terpaksa dia langsung bekerja di mana saja dalam bidang apa saja. Tekadnya, yang penting dia dapat menabung untuk dapat meraih cita-citanya kelak.
Inti dari informasi verbal di atas seperti berikut.

  1. Vika bercita-cita menjadi animator profesional.
  2. Vika memilih sekolah di SMK jurusan Grafika.
  3. Tamat SMK, Vika berencana melanjutkan ke perguruan tinggi jika ada biaya.
  4. Jika biaya tidak memungkinkan, Vika mengikuti latihan balai kerja (BLK).

Bentuk Informasi Nonverbal yang cocok dari informasi di atas adalah bagan, yaitu:

Pengalihan informasi Verbal menjadi Nonverbal Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Site Administrator