Majas dan Pribahasa Gejala memperbandingkan pun terjadi pada bentuk-bentuk majas seperti majas perbandingan. Yang termasuk majas perbandingan ialah: majas perumpamaan, majas metafora, majas personifikasi, majas alegori, dan majas antitesis.
1. Majas
Gejala memperbandingkan pun terjadi pada bentuk-bentuk majas seperti majas perbandingan. Yang termasuk majas perbandingan ialah: majas perumpamaan, majas metafora, majas personifikasi, majas alegori, dan majas antitesis.
1) Majas perumpamaan, ialah majas perbandingan dua hal yang pada hakekatnya berlainan dan sengaja dianggap sama. Perbandingan ini ditandai oleh pemakaian kata seperti: bagaikan, ibarat, umpama, laksana, dan seperti. Contoh:
a. Larinya cepat laksana kilat.
b. Mukanya pucat bagaikan mayat.
c. Suaranya menggelagar seperti halilintar.
2) Majas metafora, ialah majas perbandingan yang paling singkat, padat, tersusun rapi. Di dalamnya, terlibat dua ide: yang satu adalah suatu kenyataan dan satunya lagi merupakan perbandingan terhadap kenyataan tadi. Contoh;
a. Nani jinak-jinak merpati.
b. Dia anak emas pamanku.
c. Bapak tulang punggung keluarga kita.
3) Majas personifikasi, adalah jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bernyawa atau benda abstrak. Contoh:
a. Angin meraung-raung.
b. Nyiur melambai-lambai.
c. Ombak menerjang karang.
4) Majas alegori, ialah cerita yang diceritakan dengan lambang-lambang.Alegori biasanya berisi tentang moral dan hal-hal yang berkaitan dengan spiritual manusia. Alegori dapat berbentuk puisi maupun prosa. Bentuk alegori singkat misalnya, fabel dan farabel. Fabel adalah sejenis alegori yang di dalamnya terdapat tokoh-tokoh binatang yang dapat berbicara dan bertingkah laku seperti manusia. Contoh:
a. Kancil dan buaya
b. Kancil dan kura-kura
c. Tom dan Jerry
Farabel adalah cerita singkat yang mengemukakan masalah moral, misalnya cerita para nabi atau cerita orang-orang saleh. Sekarang banyak muncul pula cerita yang penuh hikmah dari buah kebaikan atau akibat perbuatan buruk seperti dalam kisah Rahasia Ilahi, dan Pintu Hidayah.
5) Majas antitesis, ialah sejenis majas yang mengadakan komparasi atau perbandingan antara dua antonim (majas ini bersifat perlawanan). Contoh:
a. Dia bergembira ria atas kegagalan dalam ujian itu.
b. Setelah ditodong, ia malah menolong penjahat itu.
c. Orang tua itu bergembira atas pernikahan putrinya, sekaligus merasa was-was dengan masa depannya.
2. Peribahasa
Gaya bahasa perbandingan juga dapat berbentuk peribahasa. Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan sesuatu maksud tertentu. Zaman dahulu peribahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan penilaian, nasihat, gurauan, atau sindiran. Di dalam peribahasa, terdapat simbol atau lambang-lambang yang dianggap mewakili maksud yang ingin diungkapkan.
Contoh peribahasa:
1. Datang tampak muka, pergi tampak punggung.
Artinya: Datang dengan baik, pergi pun harus dengan baik pula.
2. Sepala-pala mandi biar basah.
Artinya: Mengerjakan sesuatu perbuatan hendaklah sempurna, jangan separuh-paruhnya.
3. Arang habis, besi tak kimpal.
Artinya: Kerugian sudah banyak, maksud tak sampai.
4. Besar pasak daripada tiang.
Artinya: Besar pengeluaran daripada penghasilan.
5. Bagai mencencang air.
Artinya: Mengerjakan pekerjaan yang sia-sia.
6. Bagai telur di ujung tanduk.
Artinya: Keadaan yang sudang gawat atau genting.
7. Bagai anak ayam kehilangan induk.
Artinya: Seseorang yang tidak punya pegangan, hidupnya tak tentu arah.
Artikel Selanjutnya: Pilihan Kata dalam Laras Bahasa
1. Majas
Gejala memperbandingkan pun terjadi pada bentuk-bentuk majas seperti majas perbandingan. Yang termasuk majas perbandingan ialah: majas perumpamaan, majas metafora, majas personifikasi, majas alegori, dan majas antitesis.
1) Majas perumpamaan, ialah majas perbandingan dua hal yang pada hakekatnya berlainan dan sengaja dianggap sama. Perbandingan ini ditandai oleh pemakaian kata seperti: bagaikan, ibarat, umpama, laksana, dan seperti. Contoh:
a. Larinya cepat laksana kilat.
b. Mukanya pucat bagaikan mayat.
c. Suaranya menggelagar seperti halilintar.
2) Majas metafora, ialah majas perbandingan yang paling singkat, padat, tersusun rapi. Di dalamnya, terlibat dua ide: yang satu adalah suatu kenyataan dan satunya lagi merupakan perbandingan terhadap kenyataan tadi. Contoh;
a. Nani jinak-jinak merpati.
b. Dia anak emas pamanku.
c. Bapak tulang punggung keluarga kita.
3) Majas personifikasi, adalah jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bernyawa atau benda abstrak. Contoh:
a. Angin meraung-raung.
b. Nyiur melambai-lambai.
c. Ombak menerjang karang.
4) Majas alegori, ialah cerita yang diceritakan dengan lambang-lambang.Alegori biasanya berisi tentang moral dan hal-hal yang berkaitan dengan spiritual manusia. Alegori dapat berbentuk puisi maupun prosa. Bentuk alegori singkat misalnya, fabel dan farabel. Fabel adalah sejenis alegori yang di dalamnya terdapat tokoh-tokoh binatang yang dapat berbicara dan bertingkah laku seperti manusia. Contoh:
a. Kancil dan buaya
b. Kancil dan kura-kura
c. Tom dan Jerry
Farabel adalah cerita singkat yang mengemukakan masalah moral, misalnya cerita para nabi atau cerita orang-orang saleh. Sekarang banyak muncul pula cerita yang penuh hikmah dari buah kebaikan atau akibat perbuatan buruk seperti dalam kisah Rahasia Ilahi, dan Pintu Hidayah.
5) Majas antitesis, ialah sejenis majas yang mengadakan komparasi atau perbandingan antara dua antonim (majas ini bersifat perlawanan). Contoh:
a. Dia bergembira ria atas kegagalan dalam ujian itu.
b. Setelah ditodong, ia malah menolong penjahat itu.
c. Orang tua itu bergembira atas pernikahan putrinya, sekaligus merasa was-was dengan masa depannya.
2. Peribahasa
Gaya bahasa perbandingan juga dapat berbentuk peribahasa. Peribahasa adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan sesuatu maksud tertentu. Zaman dahulu peribahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan penilaian, nasihat, gurauan, atau sindiran. Di dalam peribahasa, terdapat simbol atau lambang-lambang yang dianggap mewakili maksud yang ingin diungkapkan.
Contoh peribahasa:
1. Datang tampak muka, pergi tampak punggung.
Artinya: Datang dengan baik, pergi pun harus dengan baik pula.
2. Sepala-pala mandi biar basah.
Artinya: Mengerjakan sesuatu perbuatan hendaklah sempurna, jangan separuh-paruhnya.
3. Arang habis, besi tak kimpal.
Artinya: Kerugian sudah banyak, maksud tak sampai.
4. Besar pasak daripada tiang.
Artinya: Besar pengeluaran daripada penghasilan.
5. Bagai mencencang air.
Artinya: Mengerjakan pekerjaan yang sia-sia.
6. Bagai telur di ujung tanduk.
Artinya: Keadaan yang sudang gawat atau genting.
7. Bagai anak ayam kehilangan induk.
Artinya: Seseorang yang tidak punya pegangan, hidupnya tak tentu arah.
Artikel Selanjutnya: Pilihan Kata dalam Laras Bahasa